Halo sobat setia cadobalog...
“ Apa kabar kalian hari ini? ”...
Moga selalu tetap dalam keadaan sehat jiwa dan raga ya 🙏...
Sudah lama nih author belum memposting sesuatu di blog ini 😅...
Ya, kurang lebih hampir 1 bulanan 😂...
Oke...
Kali ini author ingin berbagi informasi seputaran pemeriksaan laboratorium...
Dimana yang sudah sobat sekalian ketahui bahwasanya pemeriksaan yang satu ini merupakan upaya untuk mendeteksi adanya coronavirus penyebab penyakit COVID-19 dalam tubuh seseorang...
Namun, author disini akan fokus ke salah satu pemeriksaannya yang dikenal dengan istilah Swab PCR atau PCR Swab...
|
Sumber: “ Nasopharyngeal swab ” (n.d.) |
Namun, sebelum itu...
Author ingin menampilkan gambaran perkembangan kasus COVID-19 di negara Indonesia...
|
Tren Nasional (Akumulasi Data)
Sumber: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (January 15, 2021) |
|
Perkembangan Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19 per hari (Nasional)
Sumber: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (January 15, 2021) |
BTT alias back to topic...
“ Jadi, apa itu Swab PCR atau PCR Swab? ”...
📌 Lebih tepatnya adalah RT-PCR SARS-CoV-2...
|
Pengujian Spesimen per hari dengan Metode PCR
Sumber: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (January 15, 2021) |
Ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi COVID-19, salah satunya adalah PCR Swab. Hal ini sejalan dengan penelitian Fang et al. (2020), yang menyatakan bahwa Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dapat mendeteksi seseorang terkonfirmasi COVID-19 setelah dilakukan tes pertama kali sebanyak 70,58% (Halmar, Febrianti, & Kada, 2020).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan metode Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sebagai gold standard diagnosis infeksi SARS-CoV-2. Hal ini sejalan dengan penelitian Bai, Cai, & Zhang (2020), dimana dijelaskan bahwa metode RT-PCR berfungsi mendeteksi adanya virus dalam tubuh seseorang melalui reaksi rantai polimerase dengan primer atau probe yang khusus menargetkan genom SARS-CoV-2, sehingga jumlah cDNA SARS-CoV-2 dalam spesimen seseorang tersebut dapat dihitung. Hal demikian berlaku juga Di Indonesia, dimana pemeriksaan RT-PCR yang menggunakan sampel swab orofaring, nasofaring, atau sputum dijadikan pemeriksaan konfirmasi adanya SARS-CoV-2 di dalam tubuh (Agustina & Fajrunni’mah, 2020).
Yang disebut dengan seseorang terkonfirmasi COVID-19 adalah apabila pada deteksi dengan RT-PCR ditemukan urutan unik dari Ribo Nucleic Acid (RNA) virus. Hasil positif RT-PCR menunjukkan bahwa kemungkinan seseorang terinfeksi COVID-19, sedangkan hasil negatif belum dapat menyingkirkan seseorang terinfeksi COVID-19. Beberapa hal yang memengaruhi hasil RT-PCR untuk SARS-CoV-2 adalah sensitifitas dan spesifitas tes yang digunakan, tipe sampel yang digunakan, waktu pengambilan, target gen yang digunakan (satu atau multipel), dan kemungkinan adanya mutasi virus (Pusparini, 2020).
Swab nasofaring dan orofaring...
Author sudah pernah melakukan pemeriksaan ini...
Kala itu yang author lihat, adanya alat swab yang bentuknya seperti “ cotton bud ” yang tangkainya cukup panjang 😬...
Satu alat swab tersebut dimasukkan ke dalam kedua lubang hidung author (kiri dan kanan) serta satunya lagi ke dalam tenggorokkan...
Itu artinya alat swab yang seperti “ cotton bud ” tersebut ada dua yang digunakan...
Tentunya bertujuan untuk mengambil sampel (spesimen)...
Jujur saja...
Pengalaman ini merupakan hal baru atau pertama kali yang author rasakan...
Saat alat swab tersebut masuk baik ke dalam lubang hidung maupun ke dalam tenggorokkan, perasaan sakit ➞ “ tidak begitu amat ”, perasaan geli ➞ “ lumayan ” khususnya saat masuk ke dalam kedua lubang hidung karena saat alat swab sudah di dalam, alat tersebut akan diputar-putar tangkainya 😱...
Tidak hanya itu, author rasanya ingin mual atau seperti “ enek ” saat alat swab masuk ke dalam kedua lubang hidung dan khususnya saat masuk ke dalam tenggorokkan 😷...
Harap maklum, benda asing masuk ke dalam tubuh itu seperti ada yang mengganjal 😬...
Saat pengambilan swab tersebut dari awal sampai akhir, author mencoba bertahan agar tidak sampai mengeluarkan isyarat “ uwek ” dengan memejamkan mata 😑...
Tapi, area muka ini tidak bisa dibohongi 😵...
Mulai memerah, air mata ingin keluar 😢...
Yang ada di hati dan pikiran saat itu ialah “ buruan sih, lama bener ” 😱...
Finally 🙏...
Tinggal tunggu beberapa hari kemudian hasilnya sudah bisa diketahui...
📝 “ PCR SARS-CoV-2: Negative ”...
Walaupun demikian, sesuai dengan penjelasan di atas yang sudah author informasikan bahwasanya hasil negatif belum dapat menyingkirkan kemungkinan infeksi...
Jadi bila timbul gejala klinis atau kontak dengan seseorang terinfeksi setelah pemeriksaan, author diminta untuk menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat...
Serta direkomendasikan untuk pemeriksaan ulang atau berkelanjutan yaitu swab ke-1, swab ke-2, swab ke-3, swab ke-4, dan seterusnya...
Author mah mau-mau saja hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya ingin mengetahui diri ini terkonfirmasi atau tidak terkait adanya coronavirus penyebab penyakit COVID-19...
Namun butuh waktu untuk bisa melakukan kembali pemeriksaan berkelanjutan tersebut dikarenakan harus mengumpulkan pundi-pundi atau dananya terlebih dahulu 😅🙏...
📌 Hal yang perlu diingat...
Author berpesan pada diri pribadi dan sobat sekalian 🙏...
Walaupun sudah melakukan pemeriksaan PCR Swab dan hasilnya negatif, tetap harus menerapkan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun terlebih lagi saat keluar dari rumah, apartemen, ataupun kos...
Dan apabila hasilnya positif, janganlah berkecil hati, jangan menjadi beban pikiran yang teramat sangat, jangan frustasi...
Tetap tenang dan diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri...
Namun saat isolasi mandiri dirasa keadaan atau kondisi tubuh tidak membaik atau bahkan tanda dan gejala yang ditimbulkan menyebabkan respons tubuh tidak kuat menahannya (makin parah), segera rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan serta perawatan yang lebih efektif...
Bagaimana pengalaman sobat sekalian terkait pemeriksaan dalam mendeteksi (skrining) COVID-19, boleh saling sharing ➞ Tulis dalam kolom komentar ya 🙏...
DAFTAR REFERENSI:
Agustina, A. S., & Fajrunni’mah, R. (2020). Perbandingan metode rt-pcr dan tes rapid antibodi untuk deteksi covid-19. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(Khusus), 47–54. https://doi.org/10.33490/jkm.v6ikhusus.317
Halmar, H. F., Febrianti, N., & Kada, M. K. R. (2020). Pemeriksaan diagnostik covid-19: studi literatur. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 5(1), 222–230.
Nasopharyngeal swab biofire diagnostics pathogen clinical laboratory improvement amendments, others, influenza, biofire diagnostics, software testing png. (n.d.). Retrieved January 16, 2021, from https://www.pngwing.com/en/free-png-mlamr
Pusparini. (2020). Tes serologi dan polimerase chain reaction (pcr) untuk deteksi sars-cov-2/covid-19. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(2), 46–48. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.46-48
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021, January 15). Jumlah harian pengujian spesimen kasus terkini (metode pcr): perkembangan jumlah pengujian spesimen. Retrieved January 16, 2021, from https://experience.arcgis.com/experience/57237ebe9c5b4b1caa1b93e79c920338
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021, January 15). Peta sebaran covid-19: perkembangan kasus terkonfirmasi positif covid-19 per-hari (nasional). Retrieved January 16, 2021, from https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021, January 15). Peta sebaran covid-19: tren nasional (akumulasi data). Retrieved January 16, 2021, from https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19