Showing posts with label Makanan. Show all posts
Showing posts with label Makanan. Show all posts

Wednesday, 9 December 2020

Sajian Hangat Dengan Wangi Kuah Soto Ayam

Musim di Indonesia...
Seperti yang kita ketahui bahwa Negara Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau ๐ŸŒž dan musim hujan ☔...
Dengan kata lain, setiap tahunnya di Indonesia sendiri akan mengalami dua musim tersebut...
Bisa dibilang juga bahwa setiap 6 bulan sekali akan adanya pergantian musim...
Ditahun 2020, musim hujan dimulai pada bulan Oktober 2020 dan itu artinya diperkirakan akan berhenti pada bulan Maret 2021...
Jadi, wajar saja bila bulan Desember 2020 (saat ini) di Negara Indonesia sedang mengalami musim hujan...
 
Kali ini...
Author akan berburu kuliner atau makanan khususnya di musim penghujan seperti ini...
Dimana musim hujan identik dengan dingin, karena itulah makanan yang sangat pas (cocok) dikala dingin-dingin adalah makanan yang hangat ๐Ÿฒ...
Bisa berupa makanan yang berat ataupun jajanan ringan...
Pokoknya selagi hangat, apalagi berkuah dan pedas...
Eehhhmmm,,Maknyus ๐Ÿ˜‹!!!
 
Sobat setia cadobalog...
" Kalian tahu makanan soto? "...
Kalian pastinya sudah tidak asing dengan kuliner satu ini bukan...
Yapss,,sobat benar ๐Ÿ˜...
Soto adalah sejenis makanan berkuah bisa disajikan dengan ayam ataupun daging...
 
Kuliner Soto Ayam

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
Pecinta kuliner...
Author merekomendasikan kuliner atau makanan yang bisa disantap dikala musim penghujan yaitu soto ayam...
Soto ayam merupakan makanan sejenis sup ayam dengan rasa kuah yang unik...
Makanan ini banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia...
Sepengalaman author berburu soto ayam, ada dua jenis yang biasa disajikan oleh penjual yaitu soto ayam bening dan soto ayam santan...
Dan author pun lebih memilih soto ayam bening ๐Ÿ˜‹...
 
Soal harga ๐Ÿ’ธ...
๐Ÿ‘€ Tentunya setiap warung atau kedai yang menjual soto ayam akan berbeda-beda harganya...
Namun, umumnya seharga Rp 10.000 sampai dengan Rp 12.000 per porsi...
Cukup terjangkaukan...
Kali ini, author membeli di warung soto ayam yang seharga Rp 12.000...
Dan author tidak menyesal mengeluarkan budget segitu, karena rasa soto ayam beningnya itu sangat lezat...
Dikala dingin-dingin makannya dengan soto hangat ditambah wanginya kuah soto ayam tersebut sungguh menggugah selera...
Sungguh maknyus ๐Ÿ˜‹...
 
Gimana sobat, tertarik untuk berburu kuliner ini?...
Silakan dicari di sudut-sudut di wilayah sobat masing-masing ya ๐Ÿ˜€...
Pastikan sobat sekalian menemukan warung atau kedai yang menjual soto ayam...
Bisa makan secara langsung di tempat penjualan tersebut, atau sobat sekalian ingin memakannya secara leluasa di rumah atau kosan, silakan untuk dibungkus saja ๐Ÿ˜…...
Jika dibungkus atau dibawa pulang, pastikan agar kehangatan makanan tersebut terjaga...
Seperti author katakan diawal, makanan yang sangat pas (cocok) dikala dingin-dingin adalah makanan yang hangat apalagi di musim hujan saat ini ๐Ÿ™...
 
Order Soto Ayam Dengan Dibungkus

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Penasaran dengan berburu kuliner atau makanannya sobat sekalian dikala musim penghujan seperti saat ini, boleh saling sharing ➞ Tulis dalam kolom komentar ya ๐Ÿ™...

Friday, 10 July 2020

Cita Rasa Mie Lethek Sangat Cocok Di Lidah

Selamat malam sobatku...
Apa kabar kalian hari ini?...
Malam-malam begini, kalian lagi sibuk akan aktivitas apa nih?...
Kalau sobat sekalian tidak lagi sibuk atau ingin cari kesibukan ๐Ÿ˜…...
Mending ikut author jalan-jalan...
Menjelajahi kuliner nusantara ๐Ÿ˜‹๐Ÿ‘...

Beberapa waktu yang lalu...
Author berkeliling seputaran Kelapa Dua, Depok...
Niat hati ingin mencari makan malam sambil cuci-cuci mata lah ๐Ÿ‘€๐Ÿ˜ƒ...
Puas berkeliling di kota dengan julukan " Kota Sahabat atau Kota Petir " ini...
Akhirnya author memutuskan untuk singgah di salah satu kedai makanan " Mie Lethek Jogja "...
Walaupun nama kedainya ada kata " Jogja ", bukan berarti harus ke Kota Jogja untuk memesan makanannya ๐Ÿ˜‚...
Mungkin asal muasal makanannya asli Jogja atau semua penjualnya asli orang Jogja ๐Ÿ˜…๐Ÿ™...
Entahlah, yang pasti author lapar ingin makan dan mencicipi menu utama di kedai makanan tersebut ๐Ÿ˜‹๐Ÿ‘...

Mie Lethek...
Jika sobat sekalian dengar nama tersebut, pasti terlintas dipikiran kalian makanan ini berupa mie ๐Ÿœ...
Yappzz,,benar sekali ๐Ÿ‘...
Tapi, mie ini cukup unik...
Rasanya pun sangat enak...
Dijamin mie yang satu ini cocok di lidah sobat sekalian ๐Ÿ˜‹...

Bila dilihat sepintas...
Menurut author, tampilan mienya mirip-mirip bihun atau soun gitu...
Bukan seperti kebanyakan mie yang berwarna kuning...
Di kedai makanan ini juga terdapat banyak menu pilihan dan aneka minuman...
Mie lethek menjadi menu andalan di kedai ini...
Mie letheknya pun ada yang rebus (berkuah), ada pula yang goreng, serta ada yang biasa dan juga ada yang spesial (ada tambahan ati ampela)...

Harganya ๐Ÿ’ธ...
Dijamin tidak sampai jual rumah atau mobil sobat kok ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚๐Ÿ™...
Itu artinya sangat terjangkau...
Author order mie lethek goreng biasa seharga Rp 22.000 (kalau order yang spesial harganya Rp 25.000) dan ditambah minumannya yaitu es jeruk yang harganya Rp 7.000...
Total Rp 29.000, cukup terjangkaukan...
Sobat sekalian tidak nyesel deh mengeluarkan budget segitu...
Soalnya rasa dan kenikmatan makanan yang kalian dapatkan sungguh maknyus ๐Ÿ˜‹...

Tempatnya...
Oh ya, menurut author ini salah satu poin penting...
Soal tempat sangat strategis (di pinggir jalan)...
Walaupun demikian, dijamin rapi dan bersih...
Tempat ini sangat cocok bagi sobat sekalian penggemar lesehan dengan alas kaki dilepas...
Ada suatu kejadian saat author makan di sana, dimana ada salah seorang pembeli yang ingin memesan makanan dengan tidak sengaja menaiki anak tangga (melewati area pembatas)...
Dan seketika salah seorang petugas (penjual) di sana pun langsung menegur pembeli tadi untuk melepas alas kakinya...
Bukan bermaksud galak ๐Ÿ˜…, namun hal ini membuktikan bahwa penjual di kedai tersebut sangat memperhatikan kebersihan tempat jualannya ๐Ÿ‘...
Good point ๐Ÿ‘๐Ÿ‘...

Gimana, tertarik untuk mencicipi kuliner ini? ๐Ÿ˜‹...
Alamat pasti dan nomor teleponnya, author tidak begitu mengetahuinya dengan jelas...
Yang pasti, kalau sobat sedang traveling khususnya di daerah sekitaran Depok, Jawa Barat...
Jangan lupa singgah di kedai makanan " Mie Lethek Jogja " seputaran Kelapa Dua...
Dilihat dari plangnya, jam operasional kedai makanan tersebut dibuka dari pukul 15.00 WIB s/d 23.00 WIB...
Dan bagi sobat sekalian yang sudah pernah mencicipi makanan ini, boleh sharing pengalamannya ➞ Tulis dalam kolom komentar ya ๐Ÿ™...

Ada satu hal juga yang membuat author penasaran ๐Ÿ˜ฌ...
" Mengapa dinamakan Mie Lethek? "...
" Adakah arti dalam nama tersebut? "...
" Atau itu sebuah singkatan? "...
Jika sobat sekalian ada yang tahu ➞ Tulis dalam kolom komentar ya ๐Ÿ™...

Traveling ke Depok
Singgalah ke " Mie Lethek Jogja " Kelapa Dua

Saturday, 23 May 2020

Memasak Ketupat Secara Tradisional: Menggunakan Kayu Bakar

Hallo sobatku...
Bagaimana kabar kalian hari ini?
Masih kuat kan ibadah puasa ramadannya?
Ayo semangat ๐Ÿ’ช...
Sebentar lagi, kita semua akan merayakan hari kemenangan setelah berpuasa penuh di bulan suci ramadan tahun ini ๐Ÿ™Œ๐Ÿ‘๐Ÿ‘...

Sudah beli baju barukah ๐Ÿ‘”๐Ÿ‘–?
Kue lebaran sudah ada ๐Ÿช๐Ÿฎ?
Bagi sobat sekalian yang sudah bekerja pasti tidak asing dengan istilah Tunjangan Hari Raya (THR), kira-kira dapat berapa THR tahun ini ๐Ÿ’ฐ? Lebih besar dari tahun kemarin? Atau sama saja?
Tetapi, perlu diingat sobat...
Berapa pun THR yang kalian dapatkan dari tempat sobat sekalian bekerja, Alhamdulillah...
Ucap syukur atas segala limpahan rezeki yang telah diberikan...

Postingan author kali ini bukan tentang THR ya sobat...
Melainkan hal yang lain...
Berbau-bau makanan...
Makanan ini sangat khas disajikan pada saat hari raya khususnya di masyarakat Indonesia...
Bisa dibuat sendiri ataupun beli yang sudah jadi (matang)...
Bahan utamanya adalah beras...
Yappzz...
Kalian benar...
Makanan yang dimaksud adalah ketupat...
Author ingin sedikit bercerita tentang pengalaman terkait ketupat...

Dulu...
Kelompok masyarakat di lingkungan sekitar author tinggal, bila waktu menjelang hari raya sudah dekat, mereka akan menyambutnya dengan riang gembira...
Dan tentunya akan sangat sibuk mulai dari membuat kue, membuat ketupat, membuat opor ayam, membuat rendang, dll...
Begitu juga yang terjadi dalam keluarga author...

Dulu...
Orang tua author rajin membuat ketupat sendiri...
Tak jarang bahkan anyaman ketupat yang dari daun kelapa yang masih muda (janur) pun dibuat sendiri...
Teringat dulu, author pun ikut mencoba membuat anyaman tersebut, tapi tidak bisa-bisa alias gagal melulu (tak pandailah ๐Ÿ˜…)...
Daripada membuat kacau anyaman, menyia-nyiakan daun kelapa, author pun membantu hal lain saja yaitu memasukkan beras ke dalam tempat ketupat yang sudah sempurna dianyam...
Dan jumlah beras yang dimasukkan pun ternyata punya takarannya (tidak boleh sampai penuh dan juga tidak boleh terlalu sedikit)...

Setelah memasukkan beras ke dalam semua anyaman ketupat, tiba saatnya untuk proses memasak...
Nah, disini yang author suka...
Dulu, proses memasak ketupat ini sangat unik...
Memasak di luar rumah, menggunakan batu bata yang sudah disusun rapi (ehhmm ๐Ÿ’ญ, kira-kira membentuk huruf " n " kecil), dan kayu bakar...

Sumber: " Ketupat " (n.d.); Ulum (August 20, 2018)




















  

Kala itu...
Author tidak berpikir untuk bermain, melainkan senang bisa membantu terkait membuat ketupat sampai matang...
Panci yang berisi ketupat sudah disiapkan dan diletakkan di atas susunan batu bata tersebut...
Beberapa potong kayu bakar sudah diletakkan...
Dengan sedikit menyiramkan minyak tanah pada kayu bakar tersebut...
Lalu, hidupkan korek api dan arahkan ke kayu bakar...
Dan akhirnya, api pun berkobar-kobar menyala terang...

Pengawasan pun tak boleh lengah...
Lama-kelamaan kayu bakar tersebut pun akan habis dilahap si jago merah...
Dulu pernah, agar api terus menyala author masukkan sampah-sampah seperti daun-daun kering, kertas, plastik, dll ๐Ÿ˜๐Ÿ˜...
Pernah juga, apinya padam dan author lupa memasukkan tambahan kayu bakarnya ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚...
Tapi, tenang...
Kala itu, author sudah diberitahu sebelumnya...
Jika apinya padam, masukkan 1-2 batang kayu bakar, letakkan di sekitar bara api, lalu ditiup-tiup...
Dan benar, api pun menyala kembali...
Namun, jika cara tersebut sudah dilakukan berulang-ulang, apinya masih tidak menyala...
Siram kembali saja dengan sedikit minyak tanah...

Tak terasa hari pun sudah sore...
Saat menjelang buka puasa, ketupat sudah matang ๐Ÿ˜‹...
Opor ayam dan rendang pun sudah siap ๐Ÿ˜‹ (masaknya di dalam rumah menggunakan kompor ๐Ÿ˜Š)...
Buka puasa dihari terakhir pun dengan menyantap semua makanan tersebut...
Yeaahhh,,Mantap!!!
Selamat Merayakan Hari Kemenangan ๐Ÿ™...


DAFTAR REFERENSI:

Ketupat, lebaran di indonesia, ketupat sayur gambar png. (n.d.). Retrieved May 23, 2020, from https://www.pngdownload.id/png-bngcqz/

Ulum, B. (2018, August 20). Masak pakai kayu lebih nikmat rasanya. Retrieved May 23, 2020, from https://www.kompasiana.com/penaulum/5b7a8dee12ae9421591c3ca4/masak-pakai-kayu-lebih-nikmat-rasanya


Terlepas dari semua itu, tiba saatnya untuk merayakan hari kemenangan...
Atas nama pribadi dan sebagai author cadobalog mengucapkan...
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah...
Mohon Maaf Lahir dan Batin ๐Ÿ™...

Wednesday, 15 April 2020

Sungguh Maknyus: Makan Tempe Mendoan Anget Dicampur Cuka Pedas Asin

Sekitar dua hari yang lalu, author pergi ke luar kosan. Kira-kira pukul 20.00 WIB. Rencananya, ingin membeli isi ulang glade matic spray refill (jadi kesebut merk deh ๐Ÿ˜…). Berkeliling menyusuri jalanan yang sudah tampak sepi. Walaupun begitu, author lihat sudah banyak masyarakat yang mematuhi aturan dari pemerintah saat ini agar menggunakan masker bila di jalanan ataupun ke luar rumah. Kepedulian yang seperti ini seharusnya bisa diterapkan oleh semua golongan masyarakat. Terlebih lagi, jika diri kita sendiri merasa tidak enak badan, kondisi kurang fit, lemas, dan daya tubuh menurun, diusahakan ya sobat untuk stay at home. Kalaupun terdesak harus ke luar rumah, diupayakan memakai masker. Pada dasarnya di luar sana, kita tidak mengetahui dengan pasti mana orang yang negatif, suspek, ataupun sudah positif terkena virus corona (penyakit Covid-19).

Back to topic...
Author menyusuri jalan, mencari minimarket untuk membeli sesuatu yang author cari. Ternyata jam segitupun minimarket sudah banyak yang tutup. Niat mau kembali pulang saja ke kosan. Namun sebelum itu, ingin membeli makan karena memang author pun malam itu belum makan ๐Ÿ˜„. Author pun menyalakan lampu sein kanan agar bisa berbelok arah kembali ke kosan. Setelah bisa berbelok, tidak begitu lama berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Langsung saja, author mencari tempat untuk berteduh. Jaket dan celana yang author kenakan lumayan basah terkena hujan yang tiba-tiba datang dengan derasnya. Memang cuaca sering kali tidak bisa diprediksi.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, hujan pun reda. Author kembali melanjutkan perjalanan. Sambil lihat kanan-kiri mencari warteg yang buka. Tiba-tiba, author melihat toko yang lampu depannya masih menyala terang benderang. Terlihat di toko tersebut banyak parkiran kendaraan. Ternyata toko tersebut masih buka dan author pun langsung ke sana untuk membeli barang yang author cari. Toko yang dimaksud adalah Super Indo (lagi-lagi sebut merk ๐Ÿ˜‚) yang merupakan salah satu supermarket.

Setelah mendapatkan barang yang author cari. Tiba saatnya mencari makan. Author pun keluar dari area parkir supermarket. Tidak begitu jauh setelah meninggalkan supermarket tersebut, di seberang jalan author melihat warung kecil memampang tulisan " Tempe Mendoan ". Langsung saja author ke warung tersebut. " Habis hujan, dingin, enaknya makan yang anget-anget (pikir author) " ๐Ÿ˜‹.

Salah Satu Rekomendasi Makanan di Kala Dingin (Habis Turun Hujan)





















Bermodal uang Rp 10.000, author bisa mendapatkan lima tempe mendoan. Itu artinya, satu tempe mendoan seharga Rp 2.000. Oh ya, warung tersebut tidak hanya menjual tempe mendoan saja, melainkan menjual juga kopi seduh.

Setelah senang membeli tempe mendoan, author pun masih ingin mencari makanan lainnya. Namun, tak tampak warteg yang berjualan. Oke, karena banyak warteg yang tutup, rencana berpindah haluan yaitu mencari nasi/mie goreng. Tetapi, rencana itu pun tak sempat terealisasikan karena tiba-tiba hujan turun kembali. Posisi sudah dekat dengan jalan/gang arah kosan, author pun memutuskan untuk kembali ke kosan saja. Walaupun makanan berat tidak sempat membelinya, tetapi author sudah cukup merasa puas karena mendapatkan makanan tempe mendoan serta tujuan author ke luar kosan kan untuk membeli isi ulang glade matic spray refill sudah terealisasikan.

Sesampainya di kosan, tidak lupa author cuci tangan pakai sabun terlebih dahulu. Setelah itu, author pun mencicipi satu tempe mendoan yang masih anget tadi. Eehhmmm,,ternyata rasanya maknyus,,,enak banget! Entah karena perut lapar atau rasa tempe mendoannya memang mantap, lezat. Cocok di lidah author. Selain tempe mendoan, ternyata didapatkan juga cabai rawit hijau dan cuka. Author pun membuka cuka tersebut dan menuangkannya ke dalam mangkuk. Rasa dari cuka tersebut pun sangat luar biasa. Author bisa merasakan asin dan pedas dari cuka tersebut. Makan tempe mendoan dicampur dengan cukanya, sungguh maknyus. Eehhmm,,Yummy ๐Ÿ˜‹!!!

Wednesday, 8 April 2020

Tawar Menawar Buah Pisang

Hallo...
Selamat malam sobat...
Apa kabarnya hari ini?
Ayo, sobat sekalian sudah pada cuci tangan belum ๐Ÿ‘€?
Yang habis dari luar rumah, yang habis memegang benda sekitar/lingkungan luar rumah, yang habis beli makanan di Warteg dan belinya dibungkus (dimakan di kosan), yang lagi mau makan, atau apapun itu...
Ingat ya sobat, biasakan cuci tangan dengan sabun agar sobat sekalian terhindar dari kuman, bakteri, ataupun virus yang membawa berbagai penyakit...
Alhasil, sobat sekalian akan sakit...
Hal tersebut akan author ingat untuk diri sendiri...

Buah pisang...
Sobat sekalian sudah pasti tahu kan dengan buah yang satu ini. Buah pisang merupakan salah satu buah kesukaan (favourite) author loh!
Mungkin buah favorit sobat sekalian ada yang sama dengan author? Atau malah ada yang tidak suka bahkan phobia dengan buah tersebut? ➝ Tulis dalam kolom komentar ya, mengapa sobat sekalian suka makan buah pisang, tidak suka atau bahkan phobia dengan buah pisang.

Sekilas tentang buah pisang...
Pisang merupakan buah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Buah ini menjadi konsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan gizi harian. Buah pisang merupakan buah yang tidak awam lagi di masyarakat Indonesia. Buah pisang merupakan salah satu buah yang melimpah di Indonesia karena memiliki sifat yang cocok dengan iklim pertumbuhan di Indonesia (Arifki & Barliana, 2018). Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Di Asia, Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar karena 50% dari produksi pisang Asia dihasilkan oleh Indonesia dan setiap tahun produksinya terus meningkat. Pisang memiliki banyak kandungan gizi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin yaitu vitamin C, B kompleks, B6 dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Selain itu, pisang merupakan jenis buah yang mengandung banyak senyawa kimia yang bersifat antioksidan maupun antibakteri (Nurhidayah, 2009). Buah pisang dapat digolongkan dalam 4 kelompok meliputi pisang yang dapat langsung dimakan setelah matang atau pisang buah meja (pisang susu, hijau, mas, raja, ambon kuning, ambon, barangan); pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu (pisang tanduk, uli, bangkahulu, kapas); pisang yang dapat dimakan setelah matang atau diolah dahulu (pisang kepok dan raja); serta pisang yang berbiji dapat dimakan sewaktu masih mentah (pisang batu atau pisang klutuk atau pisang biji) (Putri et al, 2015).

Ini kok artikelnya tentang buah pisang?
Dari tadi yang dibahas hanya buah pisang?
Sebenernya author mau posting terkait apa sih ๐Ÿ˜’?

Oke, ini pengalaman author terkait tawar menawar buah pisang. Pengalaman tawar menawar ini bukan yang pertama bagi author. Dalam proses jual beli kegiatan tawar menawar adalah hal yang lumrah/wajar/sah-sah saja. Hanya saja, kali ini sedikit unik ๐Ÿ˜œ.

Malam ini, author merasa cukup lapar. Dengan keadaan ini, author putuskan untuk keluar kosan. Membeli sesuatu yang bisa dimakan (mengganjal perut). Entah itu makanan berat (nasi), buah-buahan, ataupun camilan ๐Ÿ˜‹. Author pun bersiap-siap. Memakai baju kaos berwarna cream yang dilapisi jaket hoodie berwarna biru dongker, celana pendek berwarna abu-abu, sandal berwarna biru dongker, serta tidak ketinggalan HP ๐Ÿ“ฑ + earphone. Sebelum keluar kamar kosan, minimal 2-3 kali semprot minyak wangi dibaju. Ya, biar tambah wangi gitu ๐Ÿ˜.

Akhirnya, author pun keluar kosan dengan menggunakan motor. Sepanjang perjalanan, author ditemani oleh lantunan lagu/musik yang diputar melalui HP yang didengarkan melalui earphone. Hal pertama yang terlintas dibenak author adalah membeli buah. Buahnya pun sudah author putuskan yaitu buah pisang. Lihat kiri-kanan jalan mencari penjual buah-buahan sambil dalam berkendara. Tidak lama kemudian, ketemu juga penjual buah-buahan. Dan, si buah pisang terpampang nyata dong, tergantung-gantung banyak di sana. Author pun menghentikan kendaraan dan melepas earphone yang tertancap di telinga kiri dengan lagu/musik masih tetap didengarkan.

" Bu, berapaan nih buah pisang, sesisir (menunjuk buah pisang yang digantung sebelah kiri)? (tanya author) ".
" Kalau yang itu, Rp 15.000 dek! (jawab si penjual buah) ".
" Kalau yang ini Bu (menunjuk buah pisang yang digantung sebelah kanan)? (tanya author) ".
" Sama juga dek, yang itu juga Rp 15.000 (jawab si penjual buah) ".

Setelah dilihat-lihat, dipegang, diputar-putar (lihat depan-belakang), serta lihat warna kulitnya. Author putuskan memilih buah pisang yang digantung sebelah kiri.

" Ibu, gak bisa kurang? (mulai nih teknik tawar menawar) ".
" Aduh dek, gak bisa, pas segitu, semua-semua pada naik harganya! (ngeles si penjual buah) ".
" Dua sisir ya Rp 15.000? (kembali menawar) ".
" Kalau adek mau beli dua sisir ya Rp 30.000, gak kurang lagi (jawab si penjual buah) ".
" Rp 15.000 ya Bu, dua sisir saya ambil, dah malem Bu, penglarislah (niat banget nih author, berharap sesisir buah pisangnya Rp 7.500) ๐Ÿ˜… ".
" Belum dapet dek (jawab si penjual buah sambil senyum-senyum tipis) ๐Ÿ˜Š ".
" Eehmm, ya udah Bu, pas nya berapa kalau sesisir, Rp 7.500 ya? (masih berusaha untuk menawar) ".
" Masih belum dapet dek, sesisir Rp 15.000! (kekeh si penjual buah) ".

Author tetap berusaha untuk melakukan tawar menawar. Walaupun demikian, si penjual buah tetap kekeh juga mempertahankan harga penjualannya. Author punya ide untuk memodifikasi teknik tawaran yaitu dengan sedikit menaikkan harga tawaran pertama yang author ajukan.

" Pasnya jadi berapa Bu, udah Rp 10.000 ya, saya ambil/beli yang ini? (pinta author sambil menunjuk buah pisang yang digantung sebelah kiri) ".
" Eehmm, yang mana dek, oh yang itu, ya dek masih belum dapet loh, udah Rp 15.000 ya! (jawab si penjual buah) ".
" Ya ampun, jualan ibu ini gak bisa ditawar, ya minimal bisalah digoyang-goyang dikit (bergumam dalam hati) ". " Ya udah Bu, gak apa-apa deh, saya (maksudnya author) beli yang ini ya, sesisir aja (menunjuk buah pisang yang digantung sebelah kiri) ".

Akhirnya, author pun tetap jadi membeli sesisir buah pisang dengan kesepakatan harganya Rp 15.000. Sambil menunggu buah tersebut dipersiapkan oleh si penjual buah (memotong tali gantungan dan meletakkan sesisir buah pisang tersebut ke dalam kantong plastik berwarna hitam), author pun menyiapkan uang untuk membayarnya. Author pun merogoh ke dalam saku jaket dan mengambil uang dengan pecahan nilai Rp 20.000.

" Ini Bu uangnya (memberikan uang Rp 20.000 kepada penjual buah) ".
" Oke, tunggu sebentar ya (menerima uang yang author berikan dan pergi ke belakang untuk mengambil uang kembaliannya) ".

Sambil menunggu si penjual buah mengambil uang kembaliannya. Author pergi menghampiri motor untuk menaruh buah pisang yang sudah author beli tadi. Tidak lama kemudian, si ibu penjual buah tadi memanggil author.

" Ini dek, uang kembaliannya! (penjual buah memberikan uang kepada author dengan pecahan nilai Rp 10.000) ". Dan berkata " udah tidak apa-apa Rp 10.000 ".

Nah, disini uniknya...
Bukankah seharusnya uang kembalian author Rp 5.000? Ini kok Rp 10.000?
Pernyataan yang dikatakan oleh si penjual buah tadi, terdengar samar-samar (bicaranya pelan) karena posisinya author masih menggunakan earphone, ya walaupun yang sebelah kiri masih terlepas.

Kalau seperti ini, berarti tawar menawar author diterima dong ๐Ÿ˜…....
Jadi, harga sesisir buah pisang Rp 10.000 bukan Rp 15.000.  Rasanya ingin sekali author konfirmasi, satu sisi takutnya si penjual buah salah memberikan uang kembalian (kelebihan). Tapi, disisi lain bagi author, lumayanlah dan siapa tahu juga si ibu penjual buah tersebut memang memberikan harga sesisir buah pisang itu Rp 10.000 (mungkin luluh juga akhirnya karena author kekeh banget buat menawar) ๐Ÿ˜.

Tapi, rasa dihati tidak enak ๐Ÿ˜”...
Ya udahlah, author mencoba untuk konfirmasi. Pada saat ingin konfirmasi (bertanya), eh si penjual buah tersebut ke belakang dan kembali lagi ke depan (jualan) karena ada pembeli lain (dua orang ibu-ibu). Dan akhirnya, gak jadi deh untuk konfirmasi. Si penjual buah itu lagi sibuk dengan para pembeli lainnya ๐Ÿ˜„.

Author pun menghidupkan motor, memasang kembali earphone di telinga sebelah kiri, lalu pergi meninggalkan toko buah tersebut, dan berdoa semoga jualan ibu itu (si penjual buah) laris manis.
Amin ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™.

Tidak lupa, di tengah perjalanan, sebelum pulang ke kosan, author pun membeli makan berat yaitu nasi + ayam geprek ๐Ÿ˜‹.

Buah Pisang dalam Postingan


















DAFTAR REFERENSI:

Arifki, H. H., & Barliana, M. I. (2018). Karakteristik dan manfaat tumbuhan pisang di indonesia : review artikel. Jurnal Farmaka, 4, 1–15.

Nurhidayah, S. (2009). Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak daging pisang raja (musa aab 'pisang raja') dengan vitamin a, vitamin c, dan katekin melalui penghitungan bilangan peroksida. Journal UI, 1–5.

Putri, T. K., Veronika, D., Ismail, A., Karuniawan, A., Maxiselly, Y., Irwan, A. W., & Sutari, W. (2015). Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal jawa barat berbasis produk sale dan tepung. Kultivasi, 14(2), 63–70. https://doi.org/10.24198/kltv.v14i2.12074

Sunday, 15 March 2020

Sedikit Kecewa Tergantikan Oleh Kelezatan Bakso

Malam semua...
Semoga aktivitas kalian hari ini menyenangkan ya๐Ÿ™

Oh tidak๐Ÿ˜ฑ
Ternyata hari ini malam minggu ya sobat๐Ÿ˜‚
Kalian pastinya nge-date dengan pasangan masing-masing...
Kalau dilihat dari cuaca di wilayah author tinggal sekarang,,lagi hujan ringan-sedang...
Moga kalian yang lagi bepergian, entah itu sekedar keluar malam, jalan-jalan, makan, ataupun kencan, selalu diberikan kesehatan dan keselamatan ya๐Ÿ™

Bahasan masalah makanan๐Ÿ˜‹
Author sangat suka sekali makan๐Ÿ˜
Apalagi dengan suasana seperti ini " hujan ", pastinya kepingin yang anget-anget dan kalau bisa yang berkuah pedes lagi...
Ehmmm Yummy...

Salah satu jajanan makanan yang pastinya sudah terkenal dengan kelezatan olahan dagingnya adalah bakso. Bakso merupakan salah satu makanan favourite author. Dan ini, mungkin satu pengalaman author yang sedikit mengecewakan bagi author pribadi. Kala itu, memang warung bakso dan mie ayam yang beralamat di salah satu pinggiran jalan (sebut saja X) terlihat tidak begitu ramai yang makan di dalam tempat tersebut, hanya saja pembeli yang pesanannya di bawa pulang (di bungkus) terlihat ada beberapa yang lagi mengantre. Kira-kira ada 4 orang pegawai yang melayani pembeli kala itu, dimana yang biasanya ada pegawai yang menjaga kasir, saat itu tidak ada, alhasil salah seorang pegawai yang melayani orderan tadi jika sudah selesai meracik orderan tersebut terpaksa merangkap menjadi pegawai kasir๐Ÿ˜ฌ

Dengan sabar, author menunggu timing yang tepat agar pegawai warung bakso dan mie ayam tersebut mendengar orderan author yaitu memesan bakso yang makannya di dalam warung bakso tersebut (tidak dibungkus). Satu orderan bakso yang dibungkus sudah selesai, salah seorang pegawai warung bakso tersebut langsung merangkap sebagai kasir. Setelah transaksi pembayaran selesai, pegawai tersebut menghampiri author, menanyakan orderan. Pegawai tersebut seketika menyanggupi orderan dari author dan terlihat sedang meracik baksonya. Sambil menunggu orderan siap, seperti khalayak pada umumnya, author melihat-lihat handphone, membuka-buka pesan, whatsapp, instagram, dan aplikasi lainnya. Waktu terus berlalu, rasa gelisah pun muncul, " kok orderan nya belum datang? " dan anehnya lagi pembeli yang baru datang justru dilayani duluan, pembeli yang baru datang tersebut memesan bakso dibungkus sebanyak 3 porsi. Hal tersebut terdengar oleh author karena pegawai yang merangkap sebagai kasir tersebut bersuara keras pada saat transaksi pembayaran di kasir. Author pun melihat pegawai lainnya sedang tidak melakukan apapun (orderan lainnya sudah selesai). Seketika itu juga author langsung bangkit dari kursi tempat duduk menghampiri salah seorang pegawai warung bakso tersebut. Pegawai tersebut malah menanyakan, " mau pesan apa? ", ya author jawab saja " pesan bakso mas dibungkus satu porsi, bakso nya saja! ". Setelah diracik, author ke kasir, dimana pegawai yang sedang di kasir adalah pegawai yang menanyakan orderan pertama (awal) ke author. Pada saat transaksi pembayaran, langsung saja author bilang " saya tidak jadi makan disini, tadi lagi sibuk sekali ya mas, sampai lupa orderan saya! ". Pegawai tersebut malah membela diri (ngeles lah istilahnya), " tadi sudah saya operkan kok, ke teman saya, orderan mas nya...".
Oke, fine...

Sebenarnya author tidak marah, hanya sedikit kecewa, ya mungkin tadi lagi hectic karena banyak orderan...
Tapi, setidaknya lihatlah kembali orang-orang yang di dalam warung bakso tersebut, adakah yang belum terlayani? apalagi yang makan di dalam tempat warung bakso tersebut tidak ramai (bisa dihitung) dan author pun sendirian kala itu, pembeli lain ada teman ngobrolnya (berdua), atau apakah karena author merupakan pembeli seorang diri? jadi, tidak terlalu diperhatikan? kalau seperti itu, pasang saja aturan terkait pembeli disitu๐Ÿ˜…๐Ÿ™

Ini hanya sekedar berbagi pengalaman saja ya๐Ÿ™
Bukan bermaksud yang lain ataupun sampai terbesit pikiran untuk menjatuhkan bisnis seseorang...
Buang jauh-jauh asumsi itu...

Terlepas dari semua itu, kuliner bakso merupakan salah satu makanan favourite author. Dan ternyata, bakso yang author beli tadi pun rasanya luar biasa enak dan lezat (yummy๐Ÿ˜‹). Rasa sedikit kekecewaan tadi tergantikan oleh kenikmatan yang amazing...

Ini dia kuliner bakso yang saya ceritakan barusan...






















Poin postingan kali ini:
- Pernahkah sobat mengalami hal yang sama dengan pengalaman author? --> tidak harus kuliner bakso...
- Menurut sobat, timbul rasa sedikit kecewa akan pelayanan yang diberikan kepada author ini merupakan sesuatu hal yang wajar? seharusnya tidak demikian? atau lebih ke memakluminya?

Ceritakan pengalaman ataupun pendapat sobat di dalam kolom komentar ya๐Ÿ™