Showing posts with label Penyakit. Show all posts
Showing posts with label Penyakit. Show all posts

Thursday 7 October 2021

Apakah Kebiasaan Mandi Malam Menyebabkan Sakit Sendi?

Sumber: " Kamar mandi " (n.d.); " 3-d man person " (n.d.)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Halo pembaca setia cadobalog...
" Bagaimana kabar kalian hari ini? "...
Semoga selalu diberikan kesehatan ya 🙏...
" Ada kesibukkan aktivitas apakah kalian hari ini? "...
Wahh,,pasti sangat banyak dan melelahkan ya 😅...
Walaupun demikian, author doakan agar segala rutinitas yang dilakukan oleh sobat sekalian (terutama aktivitas untuk menuai kebaikan) itu menjadi suatu keberkahan...
Amin 🙏...
 
Bahas masalah aktivitas...
Jika kita membahas hal demikian, tidak akan terlepas oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan...
Dari kegiatan tersebut bisa saja membuat sobat lelah serta badan terasa mengeluarkan keringat berlebih dikarenakan pengeluaran energi yang cukup terkuras oleh kegiatan yang dilakukan...
Salah satu cara untuk melepas lelah setelah seharian melakukan aktivitas adalah dengan mandi, dimana dengan mandi tubuh akan kembali segar (fresh)...
 
📝 Postingan kali ini...
" Melihat judul topik bahasan pada postingan kali ini, lalu apa hubungannya? "..
Oke, mari baca dengan seksama ya sobat 👍🙏...
 
🚿 Mandi malam...
Kegiatan mandi yang biasa dilakukan tidak lain bertujuan untuk membersihkan dan merawat diri guna menjaga kesehatan tubuh. Walaupun demikian, insiden mandi pada malam hari masih menjadi suatu hal yang ditakuti oleh khalayak ramai karena efeknya yang dapat menyebabkan nyeri sendi. Namun, pernyataan tersebut belum tentu benar adanya. Beberapa masyarakat dari generasi ke generasi meyakini dan mempercayai bahwasanya bila mandi malam mengakibatkan timbulnya penyakit radang sendi (termasuk osteo arthritis, rheumatoid arthritis, ataupun gout arthritis). " Lantas, bagaimana menyikapi pernyataan tersebut? "...
 
Oke...
Author sudah mencari sumber-sumber referensi yang terkait dengan pernyataan di atas...
Dalam jurnal yang didapat, dijelaskan bahwasanya kegiatan mandi pada malam hari tidak sepenuhnya menyebabkan suatu penyakit peradangan pada sendi. Hanya saja air dan udara yang dingin yang mempengaruhi sendi sehingga membuat persendian semakin nyeri. Oleh sebab itu, mandi malam tidak disarankan menggunakan air dingin tetapi lebih dianjurkan menggunakan air hangat (Rachmawati & Pradana, 2021).
Hal ini sejalan dengan penelitian lainnya yang menjelaskan bahwasanya kegiatan mandi air hangat sebelum tidur dapat menyebabkan ketenangan (rileks), dimana hasil penelitian dari jurnal ini mengatakan adanya pengaruh yang signifikan antara kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan penurunan terkait gangguan pola tidur. Hal ini dapat terjadi dikarenakan saat seseorang melakukan kegiatan mandi dengan air hangat sebelum tidur dapat merangsang otak untuk menstimulus timbulnya rasa kantuk serta mempengaruhi sistem peredaran darah guna mengurangi rasa ketegangan sehingga tubuh menjadi lebih tenang dan rileks (Winarti, 2017).
Adapun jurnal lainnya menjelaskan bahwasanya penyakit rematik sebagai pemicu osteo arthritis merupakan penyakit autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh itu sendiri (dalam hal ini khususnya bagian persendian), sehingga seseorang tersebut akan merasakan nyeri pada sendi. Oleh sebab itu, timbulnya penyakit radang sendi (termasuk osteo arthritis, rheumatoid arthritis, ataupun gout arthritis) sebenarnya bukan karena kegiatan mandi pada malam hari, melainkan karena sistem autoimun yang bekerja dan akan diperparah keadaannya bila seseorang tersebut memiliki kebiasaan mandi malam dengan menggunakan air dingin tapi bukan sebagai penyebab utama atau penyebab tunggal. Walaupun demikian, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa keseringan mandi pada malam hari dapat menyebabkan suatu penyakit sendi dikemudian hari. Hanya saja, terkadang mandi pada malam hari dengan menggunakan air dingin dapat membuat otot kaku. Hal ini sebenarnya wajar-wajar saja dialami oleh seseorang yang tidak kuat dingin. Air hangat sangat dianjurkan bila ingin mandi malam guna mengurangi efek rasa nyeri pada persendian (Sella, Sahruddin, & Ibrahim, 2017).
 
Conclusion...
Menurut author, dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa rutinitas mandi dimalam hari boleh-boleh saja, mau itu menggunakan air dingin atau air hangat...
Namun, bila sobat sekalian sudah terdiagnosis penyakit radang sendi seperti osteo arthritis (OA), rheumatoid arthritis (RA), ataupun gout arthritis (GA), alangkah baiknya bila mandi dimalam hari menggunakan air hangat 👍🙏...
Walaupun jurnal yang didapat author sangat minim serta populasi yang tertera dalam jurnal tersebut lebih ke dewasa awal sampai lansia, dimana gangguan pada persendian lebih cenderung dialami oleh para usia lanjut, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa sobat sekalian yang sudah masuk dalam usia dewasa bisa juga terkena gangguan ini...
💬 Tapi tak apa lah, mari sama-sama mencari literatur terbaru bahkan untuk semua jenjang usia terkait topik postingan kali ini agar lebih bisa membuka pemahaman selama ini 👍😀...
Dan yang perlu diingat kembali bahwasanya fungsi atau tujuannya bila hendak mandi pada malam hari...
Ya entah itu karena badan terasa gerah, sehabis lelah bekerja, sehabis pulang sekolah; kuliah; les, risih karena dirasa badan kotor belum mandi, dan lain sebagainya...
💬👀 " Jadi, masih takut untuk mandi malam ??? " ➞ Tulis opini sobat dalam kolom komentar ya 🙏...
 
 
DAFTAR REFERENSI:
 
Kamar mandi ikon komputer kamar mandi bak toilet, bak mandi, furnitur, teks, kamar mandi png. (n.d.). Retrieved October 7, 2021, from https://www.pngwing.com/id/free-png-zeyos
 
Rachmawati, E. & Pradana, A. A. (2021). Mandi malam menyebabkan rheumatoid arthritis (rematik): telaah singkat. SocArXiv Papers-OSF. https://doi.org/10.31235/osf.io/ws3df
 
Sella, D. A., Sahruddin, & Ibrahim, K. (2017). Hubungan intensitas sholat, aktivitas olahraga dan riwayat kebiasaan mandi malam dengan penyakit osteoartritis pada lansia di panti sosial tresna werdha minaula kota kendari tahun 2017. JIMKESMAS, 2(6), 1–9.
 
Winarti, A. (2017). Hubungan kebiasaan mandi air hangat dengan gangguan pola tidur pada usia lanjut di desa canden krajan kalikotes klaten. Jurnal Involusi Kebidanan, 7(13), 1–7.
 
3-d man person, berpikir man, bermacam-macam, anak, teks png. (n.d.). Retrieved October 7, 2021, from https://www.pngwing.com/id/free-png-nvxcx

Sunday 17 January 2021

Deteksi COVID-19: Yang Dirasakan Saat Alat Swab Masuk Melalui Lubang Hidung Dan Tenggorokkan

Halo sobat setia cadobalog...
Apa kabar kalian hari ini?...
Moga selalu tetap dalam keadaan sehat jiwa dan raga ya 🙏...
Sudah lama nih author belum memposting sesuatu di blog ini 😅...
Ya, kurang lebih hampir 1 bulanan 😂...
 
Oke...
Kali ini author ingin berbagi informasi seputaran pemeriksaan laboratorium...
Dimana yang sudah sobat sekalian ketahui bahwasanya pemeriksaan yang satu ini merupakan upaya untuk mendeteksi adanya coronavirus penyebab penyakit COVID-19 dalam tubuh seseorang...
Namun, author disini akan fokus ke salah satu pemeriksaannya yang dikenal dengan istilah Swab PCR atau PCR Swab...
 
Sumber: Nasopharyngeal swab (n.d.)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
Namun, sebelum itu...
Author ingin menampilkan gambaran perkembangan kasus COVID-19 di negara Indonesia...
 
Tren Nasional (Akumulasi Data)
Sumber: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (January 15, 2021)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Perkembangan Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19 per hari (Nasional)
Sumber: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (January 15, 2021)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
BTT alias back to topic...
Jadi, apa itu Swab PCR atau PCR Swab? ...
📌 Lebih tepatnya adalah RT-PCR SARS-CoV-2...
 
Pengujian Spesimen per hari dengan Metode PCR
Sumber: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (January 15, 2021)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi COVID-19, salah satunya adalah PCR Swab. Hal ini sejalan dengan penelitian Fang et al. (2020), yang menyatakan bahwa Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dapat mendeteksi seseorang terkonfirmasi COVID-19 setelah dilakukan tes pertama kali sebanyak 70,58% (Halmar, Febrianti, & Kada, 2020).
 
World Health Organization (WHO) merekomendasikan metode Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sebagai gold standard diagnosis infeksi SARS-CoV-2. Hal ini sejalan dengan penelitian Bai, Cai, & Zhang (2020), dimana dijelaskan bahwa metode RT-PCR berfungsi mendeteksi adanya virus dalam tubuh seseorang melalui reaksi rantai polimerase dengan primer atau probe yang khusus menargetkan genom SARS-CoV-2, sehingga jumlah cDNA SARS-CoV-2 dalam spesimen seseorang tersebut dapat dihitung. Hal demikian berlaku juga Di Indonesia, dimana pemeriksaan RT-PCR yang menggunakan sampel swab orofaring, nasofaring, atau sputum dijadikan pemeriksaan konfirmasi adanya SARS-CoV-2 di dalam tubuh (Agustina & Fajrunni’mah, 2020).
 
Yang disebut dengan seseorang terkonfirmasi COVID-19 adalah apabila pada deteksi dengan RT-PCR ditemukan urutan unik dari Ribo Nucleic Acid (RNA) virus. Hasil positif RT-PCR menunjukkan bahwa kemungkinan seseorang terinfeksi COVID-19, sedangkan hasil negatif belum dapat menyingkirkan seseorang terinfeksi COVID-19. Beberapa hal yang memengaruhi hasil RT-PCR untuk SARS-CoV-2 adalah sensitifitas dan spesifitas tes yang digunakan, tipe sampel yang digunakan, waktu pengambilan, target gen yang digunakan (satu atau multipel), dan kemungkinan adanya mutasi virus (Pusparini, 2020).
 
Swab nasofaring dan orofaring...
Author sudah pernah melakukan pemeriksaan ini...
Kala itu yang author lihat, adanya alat swab yang bentuknya seperti cotton bud yang tangkainya cukup panjang 😬...
Satu alat swab tersebut dimasukkan ke dalam kedua lubang hidung author (kiri dan kanan) serta satunya lagi ke dalam tenggorokkan...
Itu artinya alat swab yang seperti cotton bud tersebut ada dua yang digunakan...
Tentunya bertujuan untuk mengambil sampel (spesimen)...
 
Jujur saja...
Pengalaman ini merupakan hal baru atau pertama kali yang author rasakan...
Saat alat swab tersebut masuk baik ke dalam lubang hidung maupun ke dalam tenggorokkan, perasaan sakit ➞ tidak begitu amat, perasaan geli ➞ lumayan khususnya saat masuk ke dalam kedua lubang hidung karena saat alat swab sudah di dalam, alat tersebut akan diputar-putar tangkainya 😱...
Tidak hanya itu, author rasanya ingin mual atau seperti enek saat alat swab masuk ke dalam kedua lubang hidung dan khususnya saat masuk ke dalam tenggorokkan 😷...
Harap maklum, benda asing masuk ke dalam tubuh itu seperti ada yang mengganjal 😬...
Saat pengambilan swab tersebut dari awal sampai akhir, author mencoba bertahan agar tidak sampai mengeluarkan isyarat uwek dengan memejamkan mata 😑...
Tapi, area muka ini tidak bisa dibohongi 😵...
Mulai memerah, air mata ingin keluar 😢...
Yang ada di hati dan pikiran saat itu ialah buruan sih, lama bener ” 😱...
 
Finally 🙏...
Tinggal tunggu beberapa hari kemudian hasilnya sudah bisa diketahui...
📝 PCR SARS-CoV-2: Negative...
Walaupun demikian, sesuai dengan penjelasan di atas yang sudah author informasikan bahwasanya hasil negatif belum dapat menyingkirkan kemungkinan infeksi...
Jadi bila timbul gejala klinis atau kontak dengan seseorang terinfeksi setelah pemeriksaan, author diminta untuk menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat...
Serta direkomendasikan untuk pemeriksaan ulang atau berkelanjutan yaitu swab ke-1, swab ke-2, swab ke-3, swab ke-4, dan seterusnya...
Author mah mau-mau saja hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya ingin mengetahui diri ini terkonfirmasi atau tidak terkait adanya coronavirus penyebab penyakit COVID-19...
Namun butuh waktu untuk bisa melakukan kembali pemeriksaan berkelanjutan tersebut dikarenakan harus mengumpulkan pundi-pundi atau dananya terlebih dahulu 😅🙏...
 
📌 Hal yang perlu diingat...
Author berpesan pada diri pribadi dan sobat sekalian 🙏...
Walaupun sudah melakukan pemeriksaan PCR Swab dan hasilnya negatif, tetap harus menerapkan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun terlebih lagi saat keluar dari rumah, apartemen, ataupun kos...
Dan apabila hasilnya positif, janganlah berkecil hati, jangan menjadi beban pikiran yang teramat sangat, jangan frustasi...
Tetap tenang dan diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri...
Namun saat isolasi mandiri dirasa keadaan atau kondisi tubuh tidak membaik atau bahkan tanda dan gejala yang ditimbulkan menyebabkan respons tubuh tidak kuat menahannya (makin parah), segera rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan serta perawatan yang lebih efektif...
 
Bagaimana pengalaman sobat sekalian terkait pemeriksaan dalam mendeteksi (skrining) COVID-19, boleh saling sharing ➞ Tulis dalam kolom komentar ya 🙏...
 
 
DAFTAR REFERENSI:
 
Agustina, A. S., & Fajrunni’mah, R. (2020). Perbandingan metode rt-pcr dan tes rapid antibodi untuk deteksi covid-19. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(Khusus), 47–54. https://doi.org/10.33490/jkm.v6ikhusus.317
 
Halmar, H. F., Febrianti, N., & Kada, M. K. R. (2020). Pemeriksaan diagnostik covid-19: studi literatur. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 5(1), 222–230.
 
Nasopharyngeal swab biofire diagnostics pathogen clinical laboratory improvement amendments, others, influenza, biofire diagnostics, software testing png. (n.d.). Retrieved January 16, 2021, from https://www.pngwing.com/en/free-png-mlamr
 
Pusparini. (2020). Tes serologi dan polimerase chain reaction (pcr) untuk deteksi sars-cov-2/covid-19. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(2), 46–48. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.46-48
 
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021, January 15). Jumlah harian pengujian spesimen kasus terkini (metode pcr): perkembangan jumlah pengujian spesimen. Retrieved January 16, 2021, from https://experience.arcgis.com/experience/57237ebe9c5b4b1caa1b93e79c920338
 
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021, January 15). Peta sebaran covid-19: perkembangan kasus terkonfirmasi positif covid-19 per-hari (nasional). Retrieved January 16, 2021, from https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19
 
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021, January 15). Peta sebaran covid-19: tren nasional (akumulasi data). Retrieved January 16, 2021, from https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19