Wednesday 29 April 2020

Siklus Ovarium

Pada manusia (wanita), tidak ada ovum baru yang terbentuk setelah lahir. Selama perkembangan masa janin, ovarium mengandung > 7 juta folikel primordial, namun banyak yang mengalami atresia (involusi) sebelum lahir dan yang lain menghilang setelah lahir. Pada saat lahir, terdapat 2 juta ovum ➞ 50% mengalami atresia. Sehingga 1 juta ovum yang normal mengalami pembelahan meiosis I → tahap istirahat dalam stadium profase (bertahan dan menetap) → masa dewasa. Walaupun demikian, ternyata proses atresia berlanjut selama perkembangan sehingga jumlah ovum di kedua ovarium pada saat pubertas < 300.000 dimana hanya satu dari ovum-ovum ini yang secara normal mencapai kematangan per siklus ➞ sekitar 500 selama masa reproduksi normal, sisanya berdegenerasi (Ganong, 2008).

Gambar 1. Perkembangan folikel pada ovarium
Sumber: Ganong (2008)


















Gambar 2. Jumlah folikel primordial per ovarium pada wanita sesuai usia
Sumber: Ganong (2008)


















Siklus ovarium memiliki dua fase, yaitu:
1. Fase folikuler
- Sejak saat lahir, terdapat banyak folikel primordial di dalam kapsul ovarium ➞ tiap-tiap folikel mengandung sebuah ovum imatur.
- Pada permulaan setiap daur, beberapa folikel membesar dan terbentuk suatu rongga (terisi oleh cairan folikel) di sekitar ovum ➞ pembentukan antrum.
- Pada manusia (wanita) satu folikel dari salah satu ovarium mulai tumbuh cepat sekitar hari ke-6 dan menjadi folikel dominan, sementara yang lain mengalami regresi dan membentuk folikel atretik.
- Proses pemilihan  folikel yang akhirnya menjadi folikel dominan ➞ berkaitan dengan kemampuan folikel menyekresikan estrogen yang terkandung di dalamnya yang diperlukan untuk pematangan akhir.
- Proses pemilihan folikel yang akhirnya menjadi folikel atretik (atresia) ➞ melibatkan apoptosis.
- Folikel yang matang (matur) ➞ folikel de Graaf.
- Sel teka interna folikel ➞ sumber utama estrogen dalam darah.
- Cairan folikel memiliki kandungan estrogen yang tinggi, dan banyak dari estrogen ini berasal dari sel granulosa.
- Pada sekitar hari ke-14 siklus, folikel yang membesar menjadi pecah, dan ovum terlepas ke dalam rongga abdomen ➞ proses ovulasi.
- Ovum disalurkan ke uterus, dan keluar melalui vagina bila tidak terjadi pembuahan.
- Folikel yang pecah pada saat ovulasi segera terisi darah, dan membentuk ➞ korpus hemoragikum.
- Perdarahan ringan dari folikel ke dalam rongga abdomen dapat menimbulkan iritasi peritoneum dan nyeri abdomen bawah yang berlangsung singkat ➞ mittelschmerz.
- Sel granulosa dan sel teka yang melapisi folikel mulai berproliferasi dan bekuan darah dengan cepat diganti oleh sel luteal yang kaya lemak dan bewarna kekuningan ➞ membentuk korpus luteum yang mana hal ini mencetuskan fase luteal (Ganong, 2008).

2. Fase luteal
- Permulaan fase luteal ➞ terbentuknya korpus luteum.
- Korpus luteum merupakan folikel yang telah mengeluarkan ovum.
- Pada fase ini juga, sel luteum menyekresikan estrogen dan progesteron.
- Pertumbuhan korpus luteum bergantung pada kemampuannya membentuk vaskularisasi untuk mendapatkan darah ➞ pentingnya proses Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF).
- Pada wanita hamil (terjadi kehamilan):
● Korpus luteum akan bertahan dan biasanya tidak terjadi lagi periode haid sampai setelah melahirkan.
● Korpus luteum membesar dengan diameter sekitar 5 cm.
- Pada wanita tidak hamil (tidak terjadi kehamilan):
● Korpus luteum akan berdegenerasi sekitar 4 hari sebelum haid berikutnya (hari ke-24 daur haid) dan akhirnya digantikan oleh jaringan ikat ➞ korpus albikans.
- Makin banyak ovum yang dikeluarkan, permukaan ovarium menjadi berkerut.
- Setelah menopause, folikel tidak dibentuk lagi dan ovarium menciut (Ganong, 2008; Gibson, 2003).

Gambar 3. Pembentukan folikel, ovulasi, dan degenerasi korpus luteum
Sumber: Sherwood (2012)















Gambar 4. Mikroskopik pembentukan folikel sekunder
Sumber: Sherwood (2012)






















Gambar 5. The ovarian cycle
Sumber: Martini et al. (2012)






















DAFTAR REFERENSI:

Ganong, W. F. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. (edisi 22). Alih bahasa oleh Brahm U. Pendit; editor bahasa indonesia oleh Andita Novrianti et al. Jakarta: EGC.

Gibson, J. (2003). Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. (edisi 2). Alih bahasa oleh Bertha Sugiarto; editor bahasa indonesia oleh Monica Ester. Jakarta: EGC.

Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2012). Fundamentals of anatomy & physiology. (9th ed.). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. (edisi 6). Alih bahasa oleh Brahm U. Pendit; editor bahasa indonesia oleh Nella Yesdelita. Jakarta: EGC.

No comments:

Post a Comment