Wednesday, 29 April 2020

Anatomi Sistem Pernapasan (Respirasi)

Pernapasan secara harfiah berarti pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas. Pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh, tetapi sebagian besar sel-sel tubuh tidak dapat melakukan pertukaran gas-gas langsung dengan udara, karena sel-sel tersebut letaknya sangat jauh dari tempat pertukaran gas tersebut. Karena itu, sel-sel tersebut memerlukan struktur tertentu untuk menukar maupun untuk mengangkut gas-gas tersebut (Price & Wilson, 2005).

Gambar 1. Struktur sistem pernapasan
Sumber: Purba (2011)










  

Secara anatomi, sistem respirasi terbagi menjadi saluran napas atas dan saluran napas bawah.

Saluran napas atas terdiri dari:
1. Hidung
Udara masuk melalui lubang hidung melewati vestibula nasalis menuju rongga hidung. Dibagian luar hidung terdapat rambut-rambut hidung sehingga disini udara akan mengalami penghangatan, pelembaban dan penyaringan. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ penciuman.

Gambar 2. Struktur hidung
Sumber: Purba (2011)


















2. Pharynx
- Berdasarkan letaknya, pharynx terdiri dari tiga bagian, yaitu nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx.
- Nasopharynx terletak posterior rongga hidung, terdapat tonsila (suatu organ limfoid yang berfungsi menghancurkan pathogen).
- Oropharynx, terletak posterior dari rongga mulut, juga terdapat tonsil dan lubang yang menghubungkan daerah oropharynx dengan telinga tengah, yaitu ostium tuba pharyngotympanica (tuba eustachius).
- Laryngopharynx, terletak posterior pintu masuk laring yang berlanjut sebagai esophagus.

Sedangkan saluran napas bawah terdiri dari:
1. Larynx
- Dibentuk oleh sembilan tulang rawan yang dihubungkan satu sama lain oleh ligament dan membran.
- Diantara kartilago tersebut terdapat tulang rawan yang cukup besar, yaitu epiglottis, cartilago thyroidea, dan cartilago cricoidea.
- Pada larynx terdapat struktur-struktur yang berhubungan dengan suara, yaitu plica vestibularis dan plica voccalis.
2. Trachea
- Mempunyai 6-20 cincin cartilago hyalin yang berbentuk C.
- Bercabang menjadi dua buah bronchus primer.
- Terdapat benjolan pada akhir trachea yang disebut dengan carina.
3. Bronchus
Terdapat bronchus principalis (primer) dan bronchus lobaris (sekunder).
4. Paru-paru
- Menempati rongga toraks, lateral dari mediastinum.
- Berbentuk seperti kerucut dengan apeksnya menonjol hingga ke daerah leher dan basisnya (permukaan inferior) berhadapan dengan diafragma.
- Permukaan anterior, lateral dan posterior paru dilindungi oleh iga.
- Permukaan medialnya berhadapan dengan mediastinum, pada permukaan ini terdapat hilus paru, tempat keluar masuknya bronchus, pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
- Paru kanan (lobus superior, lobus media, dan lobus inferior).
- Paru kiri (lobus superior dan lobus inferior).

Gambar 3. Struktur anatomi paru
Sumber: Kusumaningtyas (n.d.)
















DAFTAR REFERENSI:

Kusumaningtyas, S. (n.d.). Penuntun praktikum anatomi ilmu biomedik dasar rik: anatomi sistem kardiovaskular dan respirasi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Price, S. A. & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa oleh Brahm U. Pendit, Huriawati Hartanto, Pita Wulansari, & Dewi Asih Mahanani; editor bahasa indonesia Huriawati Hartanto, Pita Wulansari, Natalia Susi, & Dewi Asih Mahanani. Jakarta: EGC.

Purba, B. A. (2011). Fisiologi respirasi. Bagian Fisiologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi.

No comments:

Post a Comment