Tuesday, 19 May 2020

Konsep Sehat dan Sakit dalam Komunitas

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012)


Konsep sehat dan sakit senantiasa berubah sejalan dengan pemahaman manusia mengenai nilai, peran, penghargaan, dan persepsi manusia terhadap kesehatan. Di mulai pada zaman kecemasan Yunani bahwa sehat merupakan keadaan standar yang harus dicapai dan dibanggakan, sedangkan sakit sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat. Setelah ditemukan kuman penyebab penyakit, batasan sehat juga ikut berubah. Seseorang dikatakan sehat apabila setelah dilakukan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan penyebab penyakit. Pada tahun 50-an, World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai keadaan sehat sejahtera fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Lalu pada tahun 80-an, definisi sehat menurut WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yaitu memasukkan unsur hidup produktif baik sosial maupun ekonomi (Efendi & Makhfudli, 2009).

Konsep sehat dan sakit dalam komunitas pada dasarnya sama dengan konsep sehat dan sakit pada umumnya yang mana merupakan konsep multiinterpretasi. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda-beda. Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami, sedangkan sakit adalah keadaan yang tidak normal. Kesehatan memengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Banyak faktor yang memengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Menurut Hendrik Bloom (1974), ada 4 faktor yang memengaruhi status kesehatan yaitu keturunan, layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Dari keempat faktor tersebut, yang mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%) dan faktor perilaku (30%). Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat yang mana artinya lingkungan bisa sehat jika perilaku masyarakatnya sehat atau kerusakan lingkungan salah satunya dapat terjadi akibat faktor perilaku manusia (Asmadi, 2008).

Sebagai kesimpulannya, konsep sehat dan sakit dalam komunitas merupakan suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta tidak sedang menderita sakit atau kelemahan. Istilah sosial ini dikaitkan karena sosial berarti hidup bersama dalam kelompok dengan situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.


DAFTAR REFERENSI:

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.

Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Buku pegangan kader posyandu: ayo ke posyandu setiap bulan. Jakarta: Kemenkes RI.

No comments:

Post a Comment