Friday 22 May 2020

Pasien Dianjurkan Untuk Meninggikan Kaki Melebihi Level Jantung

Sumber: " Injured " (April 1, 2011)






















Pada kasus fraktur atau saat terjadinya cidera, pada dasarnya sel dan matriks tulang tidak mampu memperbaiki diri sendiri secara langsung tanpa bantuan dari jaringan yang berhubungan. Jika tulang mengalami fraktur, reaksi pertama adalah pembentukan hematoma (gumpalan darah yang besar). Pembuluh darah pada area cidera mengalami hemoragi dan pembekuan. Hematoma kemudian diinvasi dengan cara meregenerasi pembuluh darah (Sloane, 2003). Di dalam pengkajian yang tujuannya untuk mengidentifikasi gejala-gejala gangguan sistem muskuloskeletal, salah satunya adalah terjadi pembengkakan. Salah satu penatalaksanaannya adalah dengan istirahat dan meninggikan bagian yang sakit guna mengurangi bengkak dan pembekuan (Risnanto & Insani, 2014).

Mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung diharapkan penumpukan darah di ekstremitas bawah tidak terjadi karena darah akan mengalir dari kaki ke jantung, darah balik akan terpelihara, tekanan darah tidak turun. Hal ini dimungkinkan karena dengan posisi kaki lebih tinggi daripada jantung maka energi gravitasi di kaki lebih besar, tahanan pembuluh darah vena sentral lebih rendah daripada vena perifer dan adanya system katup yang senantiasa memungkinkan darah selalu mengalir ke jantung. Normal volume darah manusia sekitar 70-75 ml/kgBB. Volume darah didistribusikan diantara intra thorak (15%) dan ekstra thorak (85%). Prosentase terbanyak ekstra thorak berada didalam sistem vena (70%) sekitar 2500 ml, arteri (10%) dan kapiler (5%). Pada keadaan normal, pada posisi berdiri dimana kaki tidak bergerak, sistem vena pada kaki bisa berisi darah sampai 500 ml (Purnawan, 2015).

Elevasi kaki merupakan pengaturan posisi dimana anggota gerak bagian bawah diatur pada posisi lebih tinggi dari pada jantung. Kondisi tersebut merupakan suatu upaya untuk membuat suatu perbedaan tekanan antara ujung kaki dan bagian badan atau jantung. Pada saat ada hilangnya tonus otot vena, maka darah dalam pembuluh darah bersifat seperti cairan yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, tetapi pada aliran darah dari kaki untuk sampai ke jantung akan melewati hambatan dari tekanan abdomen. Oleh karena itu maka ketinggian dari elevasi kaki perlu diperhitungkan. Elevasi kaki akan menyebabkan adanya perbedaan tekanan antara ujung kaki dan bagian jantung atau badan serta menimbulkan efek dari gaya gravitasi. Dengan adanya elevasi kaki diharapkan tekanan di ujung kaki lebih tinggi daripada badan atau jantung. Harapan dari posisi tersebut akan menghindarkan adanya penumpukan darah pada ekstremitas bawah sehingga aliran darah balik ke jantung tetap terpelihara dengan baik dan ketidakstabilan tekanan darah berupa penurunan tekanan darah atau hipotensi tidak sampai terjadi (Purnawan, 2015).


DAFTAR REFERENSI: 

Injured. (2011, April 1). Retrieved May 21, 2020, from https://www.mobilesmspk.net/wallpaper/comedy/injured_1546

Purnawan, I. K. (2015). Skripsi: pengaruh elevasi kaki terhadap kestabilan tekanan darah pada pasien dengan spinal anestesi. Denpasar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

Risnanto & Insani, U. (2014). Buku ajar asuhan keperawatan medikal bedah: sistem muskuloskeletal. Yogyakarta: Deepublish.

Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Alih bahasa oleh James Veldman; editor bahasa indonesia oleh Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC.

No comments:

Post a Comment